Monday, October 20, 2008

TIPS KHUSYUK KETIKA SOLAT

Setelah kita merasakan besarnya peranan solat dalam kehidupan kita sebagai seorang hamba Allah sekaligus khalifah Allah yang bertanggungjawab untuk membangunkan kehidupan di dunia sehingga akan dipenuhi dengan keadilan, keamanan, kasih sayang, kedamaian, kebaikan dan keampunan Tuhan, maka adalah hal yang wajar jika kita sekarang bertekad uintuk meningkatkan kualitas shalat kita. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa perkara yang akan dapat memudahkan kita mendapat khusyuk, yaitu:
1. Perkara lahiriah
2. Perkara batiniah

Perkara-perkara lahiriah.
1. Solat lima waktu adalah ibu segala ibadah, tiang agama, dan juga pembangun insaniah umat. Oleh karena itu ia mesti dijaga sungguh-sungguh dengan cara:1. Istiqamah mengerjakannya di awal waktu

2. Pakaian yang kita gunakan hendaklah bukan saja menutup aurat, akan tetapi juga beradab dalam berpakaian. Jangan memakai pakaian yang ketat, yang malah akan menampakkan aurat kita yang sepatutnya ditutup pada waktu mengerjakan shalat. Bagi kaum lelaki dapat memakai sarung untuk menutup bagian-bagian yang termasuk aurat. Begitu juga dengan pakaian yang tipis yang dengannya tidak mungkin sempurna menutup aurat seperti masih terlihat warna kulit, dsb. Hal ini dapat menyebabkan shalat tidak sah karena tidak cukup syaratnya.

3. Pakaian dan tempat solat juga hendaknya dipastikan suci dari najis. Kalau di rumah atau masjid hendaknya selalu menggunakan sepatu bila masuk ke dalam tandas agar najis di lantai tidak terbawa ke tempat solat. Hal ini sering berlaku di mana-mana, bahkan di masjid-masjid kita sendiri ada yang lalai menjaga najis dari tempat buang air sehingga terbawa ke dalam masjid.

Seperti yang kita telah pelajari dalam bab air, apabila najis walaupun sedikit, bercampur dengan air yang sedikit (yang kurang dari dua kolah) seperti di lantai tandas, akan menyebabkan air itu menjadi mutanajjis. Jadi apabila kaki menginjaknya maka najis itu akan melekat pada kaki dan menyebar ke mana saja kaki itu membawanya. Kalau ia pergi ke tempat wudhuk, maka lantai tempat berwudhuk akan dipenuhi najis. Walaupun kemudian kaki tadi telah dicucikan, tetapi bila kaki tadi menginjak lantai itu lagi, maka najis akan melekat kembali pada kaki dan dibawa terus ke tempat solat. Tentu sekali, lantai atau karpet tempat solat akan dipenuhi oleh najis hukmiyah itu (najis yang tidak terlihat) yang akan menjadikan solat tidak sah. Oleh kerana itu rantai perpindahan najis dari tandas ke tempat solat ini mesti diputus dengan cara seperti memakai sepatu di dalam tandas, atau yang lainnya.

4. Menjaga dan memperhatikan yang sunat-sunatnya serta menjauhi perkara-perkara yang makruh di dalam solat, seperti memandang ke atas, ke kiri atau ke kanan, dsb.

5. Hendaknya selalu berjamaah mengerjakannya serta meluruskan dan merapatkan shafnya.
6. Hindari dari solat di tempat yang dibangunkan dari wang haram atau syubhat
7. Singkirkan benda-benda atau perkara-perkara yang dapat mengganggu fikiran kita ketika solat seperti jangan ada di dinding gambar-gambar yang dapat menghilangkan konsentrasi ketika solat.

8. Tempat sujud hendaklah dari kain putih, tutuplah segala bentuk gambar yang akan mengalihkan fikiran kita dari solat, walaupun gambar-gambar ka’bah atau masjidil haram sekalipun.

9. Jangan solat di tempat yang sibuk, seperti tempat lalu lalang orang atau tempat yang hingar bingar atau hiruk pikuk yang akan dapat mengganggu kekhusyukkan kita di dalam solat, yang dapat mengganggu kita untuk menghayati solat sepenuhnya agar solat kita itu benar-benar membina fikiran kita dan membangunkan jiwa kita. Agar solat betul-betul mendidik kita hingga dapat mengubah sikap dan perihal hidup kita daripada jahat kepada peribadi yang agung.Perkara-perkara rohaniah.

Beberapa Perkara Sebelum Mengerjakan Solat
Ada beberapa perkara yang sangat dianjurkan untuk dilakukan sebelum mengerjakan ibadah shalat, baik yang bersifat lahiriah maupun maknawiyah, dengan tujuan untuk menambahkan kekhusyukan kita dalam beribadah, di antaranya ialah: Muhasabah, Adzan, dan Iqamat

Tujuannya adalah untuk mendatangkan rasa-rasa di dalam hati yang akan memudahkan upaya untuk meningkatkan kekhusyukan di dalam solat. Ada dua jenis rasa yang mesti coba dihadirkan dalam hati, yaitu:
1. Rasa bertuhan, dan
2. Rasa kehambaan

Untuk dapat melakukannya maka kita sebaiknya mengadakan persiapan hati ini beberapa waktu sebelum mengerjakan ibadah solat, yakni sekitar 5 hingga 10 minit. Hal ini perlu dilakukan agar hati benar-benar bersedia untuk mengerjakan solat. Yang mana persiapan hati inilah yang lebih utama dibanding persiapan-persiapan lahiriah.

Rasa bertuhan adalah rasa di dalam hati yang tumbuh dari keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan Dia senantiasa memerhatikan segala tindak-tanduk kita sehingga gerak-gerik hati kitapun di dalam perhatian dan pengetahuanNya. Tidak pernah, walaupun sedetik saja terlalai atau luput perhatianNya dari diri kita.

Kerana Dia mempunyai sifat Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Sifat-sifat KetuhananNya ini tidak seperti sifat-sifat pada manusia makhluk ciptaanNya. Mustahil Yang Mencipta sama dengan yang dicipta. Maha Melihatnya Tuhan itu tidak terhalang oleh dinding yang setebal apapun, atau oleh kegelapan malam yang sangat pekat. Bahkan bila sembunyi di dasar bumi sekalipun Ia mengetahuinya. Maha Suci Allah dari sifat-sifat kekurangan. BagiNya tidak berbeza jauh dan dekat, yakni kalau jauh kabur, kemudian kalau dekat lebih jelas. BagiNya sama saja mendengar, melihat dengan DzatNya Yang Maha Agung itu.

Rasa bertuhan juga adalah rasa yang Dialah yang telah, sedang, dan akan senantiasa menganugerahkan segala nikmat yang kita kecapi dan rasakan. Mata yang dapat melihat dengan terang, telinga yang dapat mendengar, hidung, mulut, dan seluruh anggota badan kita adalah anugerah dari Nya. Kita tidak pernah meminta atau memesan sebelumnya, tetapi semua Dia berikan tanpa meminta imbalan apa-apa. Kerana terlalu banyaknya ni’mat yang dianugerahkan, maka kita tidak mampu untuk menghitungnya, firman Allah Ta’ala dalam Al Quran: Yang bermaksud: “Jika kamu mahu menghitung nikmat-nikmat Allah yang kamu terima maka mustahil dapat melakukannya”

Kemudian merasa yang Tuhan adalah pengurus dan Pengawal seluruh alam ini adalah salah satu rasa ketuhanan yang perlu senantiasa ada dalam diri kita. Segala sesuatu yang berlaku adalah kehendakNya dan ada hikmahnya. Bahkan sebutir debu halus yang terbang itupun dalam percaturan dan kawalanNya. Tidak sia-sia setiap apa yang diciptaNya, bahkan semua itu mengandung hikmah, ilmu dan didikan bagi mereka yang mau mengambilnya.

Itulah diantara rasa-rasa bertuhan yang mesti dipersiapkan dalam hati bila hendak menunaikan shalat. Rasa-rasa seperti ini akan menyebabkan seorang merasa besarnya pertemuan yang akan terjadi sebentar lagi. Yaitu pertemuan dengan Allah Yang Maha Agung, Maha Besar dan Maha Berkuasa diatas segala-galanya. Sehingga hati akan gemetar, takut dan cemas selalu sekiranya cara dan adabnya tidak dapat menepati kehendakNya Yang Maha Mulia itu. Sepertimana berlaku kepada Sayidina Umar RA yang kelihatan pucat mukanya dan menggigil badannya bila sedang berwudhuk oleh karena cemas dan takutnya mendekati waktu pertemuan agung itu dalam solatnya sebentar lagi.

Sementara itu rasa-rasa kehambaan yang patut ada dalam hati sewaktu mau mengerjakan solat di antaranya ialah rasa cemas, takut gemetar, harap, rendah diri, lemah, dan malu kepada Allah SWT. Rasa cemas dan takut serta gemetar karena berhadapan dengan Dzat Yang Maha Agung, yang telah menciptakan seluruh alam ini beserta segala isinya yang tiada satupun yang tersembunyi dari pengetahuanNya.Serta Maha Berkuasa Ia atas segala sesuatu yang mana bila Ia berkehendak sesuatu itu terjadi maka hanya dengan “Kun” maka jadilah. Yang Kuasanya itu mengatasi kekuasaan orang atau makhluk yang paling berkuasa di dunia ini , bahkan Dialah yang mencipta makhluk tersebut. Sedangkan kita senantiasa saja melakukan dosa dan kesalahan walaupun telah berikrar setiap mengerjakan shalat bahwa kita akan melaksanakan segala perintahNya baik yang lahir maupun yang batin di seluruh aspek kehidupan kita, bahkan mati kitapun adalah karenaNya jua semata, bukan karena yang lain.

Tetapi kita selalu saja lalai dan ingkar dengan janji itu. Mata lebih banyak digunakan untuk melihat perkara yang kotor, porno, dan melalaikan. Begitu juga mulut yang selalun kita gunakan untuk mengatakan hal-hal yang tidak ada manfaat apa-apa, bahkan digunakan untuk memfitnah, mengumpat dan mengadu domba. Aduh, betapa banyak kesalahan yang dibuat sedangkan Tuhan Maha Tahu akan segala sesuatunya. Dimana mau disembunyikan wajah yang penuh dosa dan noda ini. Dari kesadaran akan hal ini maka moga-moga lahirlah rasa malu, rasa lemah dan rasa rendah diri dihadapan Allah SWT.

Menjaga perkara batiniah atau rohaniah ini sebenarnya lebih perlu diutamakan dan diberi penekanan didalam solat daripada yang lahiriah. Bahkan penekanan yang diberikan kepadanya sepatutnya lebih dari tujuh puluh persen dibandingkan dengan perkara lahiriah, karena disinilah letaknya penilaian Allah SWT terhadap ibadah shalat kita. Apabila diibaratkan kepada tubuh manusia, maka ia adalah nyawanya. Solat yang dihayati dan dijiwai dengan penuh kekhusyukan adalah ibarat tubuh yang sehat dan kuat serta beraktivitas. Akan tetapi sebaliknya solat tanpa menghadirkan hati, tanpa penghayatan dan penjiwaan dan tanpa khusyuk ibarat tubuh yang tanpa nyawa atau bangkai. Walaupun ia gagah dan besar sekalipun, akan tetapi bila tak bernyawa ia tak ada nilainya disisi Allah solat yang demikian akan ditolak oleh Allah SWT dan akan dilemparkan kembali ke muka pelakunya.Jadi di dalam mengerjakan solat itu seseorang mesti membawa rasa-rasa yang sepatutnya ditimbulkan oleh bacaan-bacaan di dalam solat, mahupun oleh gerakan-gerakan yang dilakukan (rukun fi’li). Di antara perasaan yang patut timbul ketika solat adalah:
Rasa takut
Rasa bimbang
Rasa malu
Rasa gemetar
Rasa hina diri
Rasa lemah dan dhaif
Rasa meminta kepadaNYa
Rasa mengharap dariNya
Rasa mensucikan Tuhan
Rasa membesarkanNya
Rasa merindui Tuhan
Rasa bermanja-manja dengan Tuhan
Rasa dilihat
Rasa didengar
Rasa dikuasai
Rasa kekuasaanNya
Rasa ketuhanan memenuhi lubuk hati kita.

Sehingga dengan adanya rasa-rasa ini maka akan suburlah jiwa tauhid kita. Sekaligus dapat juga menghidupkan rasa kehambaan didalam jiwa kita dan dengan itu ruang-ruang yang dapat mengganggu dan melalaikan mudah dilupakan semuanya. Oleh karena itu solat kita semakin lama semakin memberi kesan kepada fikiran, jiwa, sikap serta perilaku kita. Dan pada gilirannya akan melahirkan pribadi yang agung sebagaimana agungnya ibadah shalat itu sendiri.
Semoga, kita mendapat dan meni'mati solat yang khusyuk. InsyaAllah.

No comments: